top of page

Todai Talk Bersama CEO Bukalapak Achmad Zaky

Diskusi bersama Achmad Zaky *(Dokumentasi PPI Todai)

Achmad Zaky, pendiri dari Bukalapak.com yang merupakan unicorn startup Indonesia, datang ke Universitas Tokyo pada hari Sabtu, 22 September 2018. Kunjungan Zaky kali ini dalam rangka menghadiri diskusi bulanan “Todai Talk” yang diselenggarakan oleh PPI Todai. Dalam kesempatan kali ini, Zaky berbagi ide dan cerita tentang kisah sukses mendirikan Bukalapak.com dari awalnya yang bertempat di garasi rumah hingga menjadi salah satu persuhaan penghasil keuntungan sebesar 20 Miliar rupiah per hari. Pencapaian ini membuat Bukalapak.com dinobatkan sebagai salah satu startup yang mencapai valuasi triliunan bersanding denganTraveloka dan Gojek.


Awalnya, bukalapak didirikan bersama-sama dengan para alumni ITB dan mengalami cukup kesulitan dalam pendanaan serta mencari pekerja yang rela dibayar murah. Akan tetapi, dengan konsep awal ecommerce, Bukalapak mendapat perhatian pasar dan kepercayaan dari para pelaku UMKM dan konsumen sehingga mampu bersaing dengan para raksasa ecommerce pendahulunya seperti Lazada, Tokopedia, dan Rakuten. Visi dari bukalapak, seperti yang dipaparkan oleh Zaky, yaitu bukalapak berperan untuk membantu UMKM agar dapat memasarkan produknya langsung ke konsumen tanpa perlu membuka took. Hal ini membuat UMKM dapat menekan biaya moda serta memberikan pelatihan wirausaha agar kualitas produk yang dihasilkan dapat lebih baik. Selain itu, dengan visi pro-UMKM, bukalapak berharap juga dapat berpartisipasi dan menjadi solusi untuk menekan tingkat ketimpangan di Indonesia


Latar belakang Zaky sebagai orang desa juga turut memengaruhi cara berpikir dalam membangun visi tersebut. Baginya, Indonesia memiliki banyak sekali UKM dan beberapa korporasi besar yang belum berkolaborasi dengan baik. Akhirnya pemikiran tersebut menciptakan ide untuk membangun sebuah teknologi atau software yang berguna dalam membantu UKM serta meningkatkan UKM menjadi level menengah.


Selama sesi tanya jawab, Zaky menjelaskan mengenai kesimpang siuran data penjualan barang impor mencapai 80% di bukalapak, Zaky sendiri menepis bahwa dalam data internalnya hanya sekitar 50% barang impor yang dijual dalam bukalapak. Selain itu transaksi dalam bukalapak masih terlampau kecil apabila dianggap memengaruhi neraca dagang Indonesia. Zaky juga menjelaskan beberapa rencana bukalapak dalam beberapa waktu kedepan. Dalam jangka waktu pendek, bukalapak akan masuk kedalam jasa keuangan menyediakan pinjaman, kredit, dan asuransi beserta investasi emas baik untuk pengguna ataupun penjual. Kurun waktu 5-10 tahun kedepan Zaky sendiri merencanakan untuk ekspansi ke luar negeri. Hambatan utamanya yaitu adanya rasa segan karena founder hanya merupakan lulusan dalam negeri, menurutnya. Sebagai solusi, beliau tengah merencanakan untuk membangun sebuah think-tank untuk memimpin bukalapak kedepannya, sehingga bukan hanya untuk bisnis tetapi juga untuk memberikan masukan kebijakan kepada Pemerintah terutama dibidang startup.

53 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page