top of page

Gogatsu Sai PPI TODAI

PPI Todai berpartisipasi di Gogatsu Sai (festival bulan Mei) University of Tokyo: Mengenalkan Budaya dan Keramahtamahan Indonesia di Negeri Sakura

Oleh: Agung Putra Sulaiman


Gogatsu sai (gogatsu = bulan Mei, sai = festival) adalah festival tahunan yang diadakan oleh University of Tokyo (Tokyo Daigaku) di setiap musim semi, tepatnya setiap bulan Mei sesuai dengan Namanya. Menjadi sebuah kebudayaan di SMA dan universitas di Jepang untuk menyelenggarakan festival sekaligus masa pengenalan (orientasi) bagi siswa/mahasiswa baru di sekolah masing-masing. Pada beberapa sekolah, festival tersebut dapat dilakukan di musim gugur, berkisar bulan November (di mana Todai juga mengadakan kegiatan bernama Komaba sai di bulan terseb

Tahun ini, gogatsu sai diadakan pada 19-20 Mei 2018 dan berlangsung dengan sangat meriah. Kegiatan yang mendapatkan liputan bahkan hingga ke tingkat nasional ini mencatat lebih dari 160.000 pengunjung selama dua hari datang dan memadati kampus Hongo. Pengunjung yang datang sepertinya tidak akan kehabisan tempat untuk dikunjungi, sebab berbagai macam kegiatan disajikan oleh berbagai jurusan/klub di Todai, contohnya pertunjukan Lego, mencoba invensi dari berbagai sekolah “engineering”, menikmati makanan yang diolah langsung dari buruan klub berburu, dan lain-lainnya. Kehebohan gogatsu sai juga berlanjut ke sangat banyaknya lokasi hiburan yang diisi dengan berbagai macam pertunjukkan, sebut saja band dan drama. Tentu saja, begitu kita berjalan keluar gedung, ada lebih dari ratusan stan dengan sajian khas musim semi-panas di Jepang ataupun hidangan unik bermacam-macam negara lainnya, termasuk dari Indonesia.


Stan PPI Todai di Gogatsu-sai University of Tokyo

PPI Todai pun berkesempatan untuk mengikuti keseruan di gogatsu sai ini. Dengan semangat yang tinggi, tim pun segera dibentuk dan persiapan pun dilakukan mulai dari bulan Januari. Salah satu topik paling seru dalam tahap awal tentunya adalah, “makanan Indonesia apa yang akan kita jual?” Berbagai ide dikeluarkan, mulai dari rawon, bakso, gorengan, es cendol, kolak, dan soto, tapi dengan pertimbangan yang matang, pilihan akhirnya jatuh pada pisang coklat atau juga dikenal sebagai pisang aroma. Tidak sampai di sana, koordinasi dilakukan baik dengan tim maupun dengan panitia. Tahap uji coba dilakukan di rumah salah seorang tim masak, Ibu Penny yang juga jadi koki andalan dapur pisang coklat. Hasil dari tahap uji coba tersebut memberikan banyak manfaat, mulai dari perhitungan bahan baku dan perencanaan biaya modal, serta paling penting kreasi dengan kismis dan keju.

“Indonesia no okashi (snack), Ikagadesyouka? Banana no Chokoreto desu” Begitulah bunyinya. Sekalipun pada hari tersebut banyak anggota tim yang menjalankan ibadah puasa, tapi niat untuk sedikit mendarmakan diri buat bangsa memang tidak gampang luntur. Sekalipun sepertinya mudah untuk membuat pisang coklat, nyatanya di dalam stan dibutuhkan setidaknya 4 orang di tim dapur. Satu demi satu set pisang coklat terjual, dan rasanya kelelahan itupun hilang ketika terdengan suara “Oishiiiii, amaiii.” Beberapa pengunjung dari Jepang juga terkejut melihat bahwa kulit lumpia dan pisang ternyata dapat dipadu-padankan menjadi kreasi yang lezat dari Indonesia.


“Indonesia no okashi (snack), Ikagadesyouka? Banana no Chokoreto desu”

Tidak hanya berhenti di sana, PPI Todai juga tentunya menghias stan dengan berbagai pernak-pernik khas dari Indonesia, membagikan gantungan kunci gratis, dan mengajarkan angklung kepada pengunjung. Ya, mengajar, bukan hanya bermain, tapi juga ingin memberikan pengalaman yang berkesan tentang musik tradisional Indonesia. Dibimbing oleh Bapak Alvin, banyak sekali pengunjung yang bahkan rela menunggu agar bisa ikut dalam kegiatan ini. PPI todai juga menyediakan beberapa pilihan pakaian adat, misalnya kebaya, dan tentunya mengajak pengunjung untuk mencoba dan berfoto sebagai kenang-kenangnya. Kesibukan PPI Todai, tidak hanya berhenti di pengunjung saja, tetap juga kepada tetangga stan kami, yaitu asosiasi muslim di University of Tokyo (TUICS), di mana PPI todai juga berkolaborasi dalam membantu terselenggaranya kegiatan mencoba berbusana hijab bagi pengunjung wanita.



Dua hari itu, berlalu begitu saja karena padatnya acara yang tim hari itu jalani. PPI Todai sangat bersyukur bahwa pengunjung sangat antusias terhadap kegiatan angklung maupun stan pisang coklat dan tentunya berujung pada kelelahan dari tim gogatsu sai. Sekalipun demikian, gogatsu sai menjadi pengalaman yang sangat berharga dan cerita yang menghiasi hidup kami sebagai mahasiswa di luar ruang kelas. Ada nilai yang mahal sekali harganya, dari kerja sama, bekerja keras dan cerdas, serta tak lupa kekeluargaan. Dan itu semua dibayar lunas dengan usaha kami memberikan yang terbaik untuk Indonesia, mengenalkan dan menyebarkan hal baik dari negara kita. Tuntas dan puas rasanya. Sampai jumpa tahun depan gogatsu sai!

Lihat video keseruan Gogatsu-sai PPI Todai


146 views0 comments
bottom of page